Rabu, 17 November 2010

Aktivitas Merapi Terus Menurun

Thursday, 18 November 2010
Image

PENDATAAN KERUSAKAN, Anggota Marinir TNI AL mendata kerusakan akibat erupsi Gunung Merapi di Dukuh Sukorejo, Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, kemarin. Hasil pendataan akan dijadikan sebagai acuan untuk penanganan lanjutan tanggap darurat bencana.

YOGYAKARTA(SINDO) – Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM Surono menyatakan bahwa aktivitas Gunung Merapi terus menurun dan stabil. Dalam tiga hari terakhir ini, tidak tercatat adanya awan panas yang meluncur.Dalam tiga hari terakhir itu pula aktivitas Merapi terlihat terus menurun berdasarkan catatan jumlah gempa vulkanik,multifase, low frequency,dan guguran. Surono menjelaskan, pada 15 November lalu gempa vulkanik terjadi 34 kali, low frequency satu kali, dan guguran 25 kali. Sedangkan multifase, awan panas, dan tektonik tidak terjadi.Pada 16 November, gempa vulkanik terjadi 31 kali, low frequency satu kali, guguran 14 kali, dan tektonik satu kali.Saat itu tidak terjadi multifase dan awan panas.

Pada November sampai sore ini (kemarin), terjadi vulkanik enam kali, guguran satu kali, dan tektonik dua kali. Multifase, low frequency dan awan panas tidak terjadi. ”Selama tiga hari terakhir, tremor masih beruntun. Sehingga, status Merapi masih level IV atau awas, ”jelasnya. Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandrio juga menyatakan bahwa intensitas erupsi Gunung Merapi mulai menurun dan stabil.Namun, kata dia,masyarakat diminta tetap waspada.

”Belum tercatat adanya luncuran awan panas namun tremor terpantau secara beruntun,” katanya. Menurut dia, tremor yang terjadi beruntun berkorelasi dengan hembusan asap tebal dan pekat yang disertai dengan abu vulkanik. Jika ada gempa low frequency kemungkinan berhubungan dengan adanya dinamika magma yang memungkinkan untuk bergerak ke atas. Sehingga berpotensi membentuk kubah lava yang nantinya berpotensi juga terjadinya awan panas. ”Status awas Gunung Merapi belum dicabut karena kemungkinan erupsi masih bisa terjadi,” ungkapnya.

Subandriyo mengatakan, jika pun masih ada awan panas maka dominan meluncur di wilayah Kali Gendol. Sedangkan jauh luncuran tergantung volume kubah lavanya, yakni semakin besar volumenya maka jarak luncur semakin jauh. ”Kita belum tahu pertumbuhan kubah lava karena asap di kawah sangat pekat. Kami hanya melihat di mana tumbuhnya magma. Jika tumbuhnya di lubang bagian tenggara selatan di dekat kawah Gendol yang agak bawah, otomatis akan mudah longsor,”jelasnya.

Sementara itu, meski Badan Geologi Kementerian ESDM sudah mempersempit zona bahaya Merapi, di daerah bibir sungai sekitar 300 meter kanan dan kiri sungai yang berhulu di Gunung Merapi tetap 20 kilometer (km). Zona aman 20 km ini juga diberlakukan di aliran Kali Krasak di Kabupaten Magelang dan Kali Woro di Klaten.

Surono mengatakan, zona bahaya memang sudah dipersempit khususnya untuk Kabupaten Magelang, Boyolali,dan Klaten.”Namun, wilayah yang berada pada jarak 300 meter dari bibir Kali Krasak di Magelang dan Kali Woro Klaten, ancaman bahaya erupsi Merapi dalam radius 20 kilometer dari puncak,” katanya, kemarin.

Dua Puskesmas Ditutup

Keberadaan Puskesmas Kemalang dan Manisrenggo di Kabupaten Klaten kembali ditutup setelah sempat dibuka Selasa (16/11) lalu.Pasalnya, para petugas kedua Puskesmas tersebut merasa ketakutan karena Gunung Merapi masih mengeluarkan suara gemuruh yang cukup keras.Kepala Puskesmas Kecamatan Kemalang Rudi Hendratmo mengatakan, pada pertama kali dibuka setelah sekian lama tutup operasional hanya berlangsung setengah hari. Sebab,waktu itu Gunung Merapi terdengar masih mengeluarkan suara yang menggelar.

”Petugas buru-buru berkemas untuk pulang. Petugas kami merasa ketakutan, jadi akhirnya tutup lagi,”ujar Rudi Hendratmo kemarin. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Klaten, Ronny Roekmito mengatakan, jika Gunung Merapi masih berbahaya,pihaknya mempersilakan kedua puskesmas tersebut tidak beroperasi. Keberadaan puskesmas di Kecamatan Kemalang dan Manisrenggo sebenarnya memang diperbolehkan beroperasi mulai Selasa (16/11) lalu.

”Namun, sifatnya hanya insidental dan belum diperkenankan merawat inap pasien,”kata Ronny. Hal itu atas pertimbangan erupsi yang buisa saja terjadi kembali dan petugas medis akan kesulitan mengevakuasi. Jika terdapat pasien yang harus menjalani perawatan intensif, selanjutnya bakal dirujuk ke rumah sakit lain. Pembukaan puskesmas sekaligus untuk membenahi barang-barang yang berantakan mengingat sebelumnya ditinggalkan secara tergesa- gesa. (ridwan anshori/ ary wahyu wibowo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar